Artikel Baru

Makna Iman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT



KD : Pengetahuan
3.3 Menganalisis makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
KD : Keterampilan
4.3 Menyajikan keterkaitan antara beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt., dengan perilaku sehari-hari

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Meyakini adanya kitab-kitab suci Allah Swt.
Peduli kepada orang lain dengan saling menasihati sebagai cerminan beriman kepada kitab-kitab Allah Swt
Mengimplementasikan perilaku iman kepada kitab-kitab Allah dalam kehidupan sehari-hari..
Menjelaskan makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
Menjelaskan kandungan dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
Mengidentifikasi ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.
Menunjukkan perilaku yang mencerminkan iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
Mengidentifikasi hikmah dan manfaat beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt.
Menyajikan paparan tentang makna, tanda-tanda, hikmah, dan manfaat beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt.
Menyajikan paparan keterkaitan antara beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt. dengan perilaku peduli kepada orang lain dan saling menasihati.

Materi Pembelajaran
Makna iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
Dalil naqli tentang iman kepada kitab-kitab Allah Swt.
Ciri-ciri orang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.
Hikmah dan manfaat beriman kepada kitab-kitab suci Allah Swt.

A. Pentingnya Mengimani Kitab-Kitab Allah Swt
Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia. Di dalam al-Qur’an disebutkan bahwa ada 4 kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada para nabi-Nya, yaitu; Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as., Zabur kepada Nabi Daud as., Injil kepada Nabi Isa as., dan al-Qur’ān kepada Nabi Muhammad saw.

وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلْكِتَٰبَ بِٱلْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَٱحْكُم بَيْنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَٰحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۖ فَٱسْتَبِقُوا۟ ٱلْخَيْرَٰتِ ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya, maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu...” (Q.S. al-Maidah/5: 48)

Kitab-kitab yang dimaksud pada ayat di atas adalah kitab yang berisi peraturan, ketentuan, perintah, dan larangan yang dijadikan pedoman bagi umat manusia. Kitab-kitab Allah Swt. tersebut diturunkan pada masa yang berlainan. Semua kitab tersebut berisi ajaran pokok yang sama, yaitu ajaran meng-esa-kan Allah (tauhid). Yang berbeda hanyalah dalam hal syariat yang disesuaikan dengan zaman dan keadaan umat pada waktu itu.

B. Dalil Naqli dan Aqli Tentang Fungsi Iman Kepada Kitab Allah
Maksud iman kepada kitab-kitab Allah adalah kita harus meyakini bahwa kitab-kitab Allah itu benar-benar firman Allah yang turunkan kepada para rasul yang dipilih-Nya. Adapun pengertian kitab-kitab Allah adalah kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya melalui Malaikat Jibril dan menjadi pedoman hidup bagi umatnya.

Mushaf adalah kumpulan ayat-ayat Al Quran yang berbentuk lembaran-lembaran kertas yang berjilid sebagaimana mushaf Al Quran saat ini. Pada awalnya, ayat-ayat Al Quran dihapal dan ditulis pada pelepah-pelepah kurma, daun, dan tulang. Proses penyalinan dan pengumpulan lembaran tersebut dilakukan oleh Zaid bin Sabit atas perintah Khalifah Abu Bakar As Siddik.

Ada empat macam kitab yang wajib kita yakni, yaitu Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s., Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s., dan Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Al Quran ini merupakan kitab terakhir yang dijamin oleh Allah keasliannya.

Iman kepada kitab Allah adalah kewajiban bagi setiap muslim dan merupakan salah satu rukun iman yang menjadi fundamen seseorang untuk beriman kepada Allah rasul-rasul-Nya. Firman Allah.

قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَىٰ وَعِيسَىٰ وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Artinya: "Katakanlah (hai orang-orang mukmin), "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, lsmail, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (QS Al Baqarah: 136).

Allah berfirman

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab-kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka orang itu telah sesat sejauh jauhnya." (QS An Nisa: 136).

Beriman kepada kitab-kitab dan suhuf berarti beriman kepada para rasul yang telah diutus Allah kepada umat yang terdahulu dengan tidak membedakan satu sama lain. Beriman kepada kitab merupakan sikap orang-orang yang bertakwa, orang, beriman, pewaris para nabi, pewaris ajaran-ajaran Allah, baik orang-orang terdahulu, masa sekarang, atau sampai akhir zaman. Sikap itu akan menimbulkan rasa kebersamaan diri setiap muslim bahwa mereka adalah umat yang satu karena agama mereka yaitu Islam. Tuhan yang mereka sembah adalah Allah yang Maha Esa, Maha Pengasih lagi Penyayang. Sikap itu juga akan menghilangkan sifat sombong dan perasaan yang berlebih-lebihan pada diri setiap muslim.

C. Pengertian Kitab dan Suhuf.
Kitab adalah kumpulan wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul Allah untuk di sampaikan kepada umatnya sebagai petunjuk dan pedoman hidup.

Sedangkan Suhuf adalah wahyu Allah yang diberikan kepada para Rasul-Nya yang berisikan pujian-pujian, zikir, nasehat-nasehat dan tidak wajib diajarkan kepada manusia.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an sebagai berikut:

إِنَّ هَٰذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَىٰ . صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَىٰ

"Sesungguhnya ini terdapat  dalam kitab-kitab yang dahulu, yaitu kitab-kitab Ibrahim dan Musa." (QS. Al-A'la : 18-19)

1. Perbedaan antara Kitab dan Suhuf Allah.

Kitab dan Suhuf pada hakikatnya adalah sama, yaitu wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul pilihan-Nya. Namun ada beberapa perbedaannya yaitu:

a. Kitab, wahyu Allah diturunkan kepada para Rasul untuk diajarkan kepada manusia, sebagai petunjuk dan pedoman hidupnya.

Sedangkan Suhuf, wahyu Allah yang diberikan kepada para Rasul maupun NabiNya dan tidak wajib diajarkan kepada manusia.

b. Isi kitab lebih lengkap dan sempurna daripada suhuf.

c. Kitab dibukukan dalam satu kumpulan, tulisan atau hafalan yang menjadikan utuh sebagai satu kumpulan wahyu.

Sedangkan Suhuf tidak dibukukan, sejak diturunkannya sehingga tercatat dalam bentuk lembaran-lembaran.

d. Kitab ialah wahyu Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul, yang jumlahnya sebanyak 4 buah yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an. yang berisi tentang Akidah, Ibadah, syariah dan Muamalah.

Sedangkan Suhuf adalah lembaran-lembaran wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi, yang berisikan pujian-pujian, zikir dan nasihat-nasihat.

2. Nabi yang Menerima Suhuf.

a. Nabi Adam A.s  menerima 10 Suhuf.
b. Nabi Musa A.s menerima 10 Suhuf.
c. Nabi Ibrahim A.s menerima 30 Suhuf (ada yang menyebut 10 suhuf)
d. Nabi Idris A.s menerima 30 suhuf.
e. Nabi Syis A.s menerima 50 suhuf (ada yang menyebut 60 suhuf))

Adapun kedudukan Al-Qur'an terhadap kitab-kitab suci yang lain, dijelaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an:

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ

"Dan kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya..." (QS. al-Ma'idah/5:48)

4. Kitab-Kitab Allah
1. Taurat
10 Isi Utama dalam Kitab Taurat Serta Fungsi dan Tujuan di Turunkan Taurat
Taurat dalam bahasa Ibrani adalah Thora. Taurat adalah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada Nabi Musa a.s. untuk dijadikan petunjuk dan bimbingan baginya dan bagi umatnya.

Firman Allah Swt dalam Al-quran:

وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ أَلَّا تَتَّخِذُوا مِنْ دُونِي وَكِيلًا

Artinya :
"Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu sebagai petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman) : “ Janganlah kalian mengambil penolong selain Aku “.(QS .Al-Isra’ : 2 )

Isi utama dalam kitab Taurat adalah sepuluh perintah ( The Ten Commandements) yang berisi asa-asas keyakinan (aqidah) dan asas-asas kebaktian (syariat ). Sepuluh perintah itu adalah :

1. Perintah menghormati dan mencintai Allah, dengan ketaatan terhadap perintah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Perintah berdzikir kepada Allah dengan penuh hormat (khidmat dan  khusuk).
3. Perintah mengkuduskan hari Allah (hari Sabtu, yaitu hari ke-7 setelah bekerja 6 hari seminggu.
4. Perintah menghormati kedua orangtua.
5. Perintah menghindari pembunuhan sesame manusia.
6. Perintah menghindari perbuatan keji.
7. Perintah menghindari perbuatan mencuri.
8. Perintah menghindari pebuatan berbohong atau bersaksi palsu.
9. Perintah menghindari perbuatan cabul.
10. Perintah menghindari perbuatan memilki barang orang lain dengan cara yang tidak  halal.

Adapun fungsi diturunkannya kitab Taurat sebagai petunjuk nabi Musa dan bagi Bani Israil untuk beriman kepada Allah swt. Sedangkan tujuannya adalah :

1. Untuk menyakinkan kepada Bani Israil, bahwa Allah itu ada dan Maha Esa
2. Agar manusia hanya menyembah Allah saja.
3. Agar manusia berbuat baik kepada ibu bapak
4. Agar manusia tidak berlaku kasar, curang dan dusta
5. Menghindari perbuatan memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak   halal.

2. Zabur
Pengertian Kitab Zabur, Isi Kitab Zabur dan Tujuan Diturunkan Kitab Zabur
Zabur adalah kitab suci yang diturunkan pada Nabi Daud As. untuk dijadikan petunjuk dan bimbingan baginya dan umatnya. Secara bahasa, Zabur berasal dari kata Zabaro-yazburu-zabrun yang artinya tulisan. Jadi Zabur menurut arti aslinya adalah kitab tertulis.

Firman Allah Swt dalam al-Quran.

وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَى بَعْضٍ وَءَاتَيْنَا دَاوُدَ زَبُورًا

Artinya:

"Dan Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan kami berikan Zabur (kepada) Daud." (QS. Al Israa' : 55)

Zabur atau juga disebut Mazmur.Mazmur berisi 150 nyanyian dan pujian kepada Allah Swt.atas segala nikmat-Nya, dzikir, do’a, nasihat, dan hikmah.

Firman Allah Swt dalam al-Quran :

وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِن بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ اْلأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ

Artinya :

"Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfudz, bahwasanya bumi ini dipusakai oleh  hamba-hamba-Ku yang saleh." (QS. Al Anbiyaa'  :105)

Kitab Zabur diturunkan Allah Swt sebagai petunjuk jalan yang lurus bagi umat Nabi Daud As.Kitab zabur juga sebagai kabar gembira bahwa bumi ini dipusakai kepada hamba yang sholeh dan pemberi peringatan agar tidak alasan bagi manusia untuk mengingkari adanya Allah Swt.

3. Injil
Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Injil yang asli memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Ada pula penjelasan, bahwa di dalam Kitab Injil terdapat keterangan bahwa di akhir zaman akan lahir nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, yaitu bernama Ahmad atau Muhammad saw

Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Kitab Injil sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’ān, bahwa Isa as. untuk mengajarkan tauhid kepada umatnya atau pengikutnya. Tauhid di sini artinya meng-esa-kan Allah dan tidak menyekutukan-Nya. Penjelasan ini tertulis dalam Q.S. al-Hadid /57: 27

Artinya: “Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Inj³l kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya....” (Q.S. al-Hadid/57: 27) 

Hanya saja Injil pun senasib dengan Taurat , yakni sudah mengalami perubahan dan penggantian yang dilakukan oleh tangan manusia. Kitab Injil yang sekarang memuat tulisan dan catatan perihal kehidupan atau sejarah hidupnya Nabi Isa as. Kitab ini ditulis menurut versi penulisnya, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yahya (Yohana). Mereka adalah bukan dari orang-orang yang dekat dengan masa hidupnya Nabi Isa as. Sejarah mencatat sebenarnya masih ada lagi Kitab Injil versi Barnaba. Isi dari Injil Barnaba ini sangat berbeda dengn isi Kitab Injil empat macam yang tersebut di atas.

4. Kitab al-Qur’an
Al-Qur’ān diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui Malaikat Jibril. Al-Qur’ān diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsurangsur. Waktu turun al-Qur’ān selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf

Wahyu pertama adalah surah al-‘Alaq ayat 1-5, diturunkan pada malam 17 Ramaḍan tahun 610 M. di Gua Hira, ketika Nabi Muhammad saw. sedang ber-khalwat. Dengan diterimanya wahyu pertama ini, Nabi Muhammad saw. diangkat sebagai Rasul, yaitu manusia pilihan Allah Swt. yang diberi wahyu untuk disampaikan kepada umatnya. Mulai saat itu, Rasulullah saw. diberi tugas oleh Allah Swt. untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia.

Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Māidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 Ḍulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika itu beliau sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan).

Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.
Al-Qur’ān yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw. menghapus sebagian syariat yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan tuntunan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Al-Qur’ān merupakan kitab suci terlengkap dan berlaku bagi semua umat manusia sampai akhir zaman. Oleh karena itu, sebagai muslim, kita tidak perlu meragukannya sama sekali. Firman Allah Swt.:

Artinya: “Kitab (al-Qur’ān) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah/2: 2)

1. Nama-Nama Lain al-Qur’an
Nama-nama lain dari al-Qur’an, yaitu: 
a. Al-Huda, artinya al-Qur’ān sebagai petunjuk seluruh umat manusia. 
b. Al-Furqan, artinya al-Qur’an sebagai pembeda antara yang baik dan buruk. 
c. Asy-Syifa', artinya al-Qur’an sebagai penawar (obat penenang hati). 
d. Az-Zikr, artinya al-Qur’an sebagai peringatan adanya ancaman dan balasan. 
e. Al-Kitab, artinya al-Qur’an adalah firman Allah Swt. yang dibukukan.

2. Isi al-Qur’ān
Adapun isi pokok al-Qur’ān adalah seperti berikut. 
a. Aqidah atau keimanan. 
b. 'Ibādah, baik 'ibādah maḥḍah maupun gairu maḥḍah. 
c. Akhlaq seorang hamba kepada Khāliq, kepada sesama manusia dan alam sekitarnya. 
d. Mu’āmalah, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia. 
e. Qissah, yaitu cerita nabi dan rasul, orang-orang saleh, dan orang-orang yang ingkar. 
f. Semangat mengembangkan ilmu pengetahuan.

3. Keistimewaan al-Qur’ān
Kita sebagai umat Islam wajib mengimani dan mempercayai isi al-Qur’ān karena al-Qur’ān merupakan pedoman hidup umat manusia, terlebih lagi pedoman hidup umat Islam. Apabila kita tidak mengimani dan mengamalkannya, kita termasuk orang-orang yang ingkar (kafir).

Cara mengamalkan isi al-Qur’ān adalah dengan mempelajari cara belajar membaca (mengaji) baik melalui iqra’, qiraati, atau yang lainnya. Kemudian, mempelajari artinya, menganalisis isinya, dan langsung mengamalkannya.

Adapun keistimewaan kitab suci al-Qur’ān adalah sebagai berikut. 
a. Sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa 
b. Sebagai informasi kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan caranya masing-masing dalam menyembah Allah Swt. 
c. Al-Qur’ān sebagai kitab suci terakhir dan terjamin keasliannya. 
d. Al-Qur’ān tidak dapat tertandingi oleh ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya. 
e. Membaca dan mempelajari isi al-Qur’ān merupakan ibadah.

D. Fungsi Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Percaya kepada wahyu (kitab-kitab) yang diturunkan Allah Swt., berarti tidak hanya percaya kepada Al-Qur’an, tetapi juga percaya kepada segala wahyu yang diturunkan dalam semua masa, serta yang diturunan kepada setiap umat. Bila ada yang bertanya, mengapa seorang muslim wajib beriman kepada kitab-kitab Allah selain kitab suci Al-Qur’an ?

Mahmud Syaltut berpendapat bahwa tuntunan pentingnya beriman kepada kitab-kitab Allah karena antara kitab yang satu dengan kita yang lainnya, memiliki kesatuan risalah ketuhanan. Artinya, setiap nabi yang diutus Allah Swt., membawa ajaran yang sama dan tujuan yang sama, yaitu untuk beribadah kepada Allah Swt. Oleh karena itu, dimanapun tinggalnya, setiap umat  manusia di muka bumi diturunkan buku pedomannya masing-masing. Hal ini ditegaskan dalam Qur’an Surah Al-Fatir ayat 24.

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا ۚ وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ 

“Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” (Qs. Al-Fatir : 24)

Maksud “membawa kebenaran” yaitu membawa agama tauhid dan hukum-hukumnya. Dalam ayat yang lain, beriman kepada kitab-kitab Allah merupakan bagian dari rukun Iman dalam ajaran Islam. Adapun Fungsi Iman Kepada kitab kitab Allah Swt. sebagai berikut,

1. Beriman Pada Kitab, Salah Satu Ciri Orang Bertaqwa.

وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

“Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat." (Qs. Al-Baqarah :  4)

Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad saw. ialah Kitab Kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an seperti  Taurat, Zabur, Injil dan Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al-Qur’an yang diturunkan kepada Para rasul. Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril as., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul.

2. Menjadikan Pedoman Hidup dan Penengah Konflik.

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ

“Yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al Kitab dengan membawa kebenaran; dan Sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al Kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran)." (Qs. Al-Baqarah  : 176)

E. Hikmah Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Seorang muslim wajib beriman kepada Kitab-kitab Allah, baik yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad saw maupun kepada nabi-nabi sebelumnya.

Allah Swt telah menurunkan Kitab Suci kepada empat orang rasul, yaitu Kitab Zabur kepada Nabi Daud as., Kitab Taurat kepada Nabi Musa as., Kitab Injil kepada Nabi Isa as., dan kitab suci AlQur'an kepada Rasulullah Muhammad saw. adapun hikmah iman kepada kitab-kitab Allah Swt sebagai berikut,

1. Taat Pada Aturan yang Dituangkan dalam Kitab.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): “Kami tidak membedabedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan Kami taat.” (mereka berdoa): “Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (Qs. Al-Baqarah : 285)

2. Mendapat Berkah.

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ 

“Kitab (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Qs. As-Sad: 29)

Mengajarkan tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Beriman kepada kitab-kitab Allah menunjukkan bahwa seorang muslim dituntut untuk mengembangkan kemampuan membaca dan belajar tentang situasi.

Terjemahan
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (Qs. Al-Alaq 1-5)

3. Beriman Kepada Kitab-kitab Allah Mengajarkan Kepada Umat untuk Terbiasa dengan Sikap Kritis

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ 

“(apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Qs. Az-Zumar :  9)

4. Memiliki Pedoman.

سُورَةٌ أَنْزَلْنَاهَا وَفَرَضْنَاهَا وَأَنْزَلْنَا فِيهَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

“(ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan ( menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.” (Qs. An-Nur :  1)

5. Tidak Beriman Sama dengan Sesat.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا 

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauhjauhnya.” (Qs. An-Nisa  : 136)

6. Berita Gembira Bagi Umat.

قُلْ مَنْ كَانَ عَدُوًّا لِجِبْرِيلَ فَإِنَّهُ نَزَّلَهُ عَلَىٰ قَلْبِكَ بِإِذْنِ اللَّهِ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ

Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (Qs. Al-Baqarah  : 97)

7. Menjadi Petunjuk dan Pengajaran.

وَقَفَّيْنَا عَلَىٰ آثَارِهِمْ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ فِيهِ هُدًى وَنُورٌ وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِينَ

 “Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang didalamnya ( ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al-Maidah  : 46)

8. Terhindar dari Kerugian.

وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ الْخَاسِرِينَ

 “Dan sekali-kali janganlah kamu Termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Yunus  : 95)

F. 4 Sikap dan Perilaku Jika Beriman Kepada Kitab Allah
Seorang muslim wajib beriman kepada Kitab-kitab Allah, baik yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad saw maupun kepada nabi-nabi sebelumnya. Secara umum, ada empat perilaku seorang muslim yang menunjukkan sikap iman kepada kitab-kitab Allah. Keempat tindakan tersebut, yaitu :

1. Meyakini keberadaan kitab-kitab Allah.
Seorang muslim wajib menyakini adanya kibat-kitab Allah, selain kitab suci Al-Qur’an. Sikap ini merupakan konsekuensi dari sikap iman seorang Muslim terhadap Al-Qur’an. Dengan kata lain, ketika Al-Qur’an mengataka bahwa ada kitab-kitab Allah selain AlQur’an maka seorang Muslim wajib beriman kepada kitab-kitab Allah Swt.

2. Meyakini bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Swt kepada manusia.
Kehadiran ajaran-ajaran kitab suci yang sebelumnya, tetap dapat berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan kitab suci Al-Qur’an. Hal ini terkait dengan adanya bukti bahwa kitab suci sebelum Al-Qur’an banyak yang sudah direkayasa oleh manusia sehingga sudah tidak asli lagi.  Sementara terhadap, ajaran-ajaran yang masih relevan dengan Al-Qur’an dapat digunakannya sebagai pengetahuan sekaligus memperkuat keimanan kita terhadap ayat suci Al-Qur’an.

Ada beberapa contoh yang membuktikan bahwa ajaran dalam kita suci sebelum Al-Qur’an pun ada juga yang relevan dengan Islam. Misalnya saja 10 Perintah Tuhan (The Ten Commandements)  yang disampaikan kepada Nabi Musa as dan Nabi Isa as.

Dalam The Ten Commandements tersebut di nyatakan bahwa 
(1) jangan perserikatkan Tuhan dengan apa pun, 
(2) Tunjukkan keramahan kepada kedua orangtua, atau jangan berbuat kasar kepada mereka, 
(3) jangan membunuh anak-anak kalian karena takut miskin, sebab Kami melengkapi kebutuhan hidup kalian dan mereka, 
(4) jangan menghampiri perbuatan-perbuatan onar, baik yang terbuka maupun yang tertutup, 
(5) jangan membunuh siapapun yang di larang Tuhan, kecuali melalui proses hukum. Tuhan menginstruksikan ini kepada kalian supaya kalian menggunakan akal sehat, 
(6) jangan mendekati kekayaan anak yatim sebelum ia mencapai usia matang, kecuali untuk mengembangkannya, 
(7)  penuhkan sukatan dan timbangan dengan segala keadilan, Tuhan tidak membebani seseorang kecuali semampunya, 
(8) kapanpun kalian berbicara, adillah sekalipun terhadap kaum kerabat, 
(9) penuhi janji Tuhan. Tuhan telah menginstruksikan ini kepada kalian semoga kalian ingat, 
(10) inilah jalan-Ku yang lurus. Ikutilah dan jangan mengikuti jalan-jalan sehingga kalian terpisah dari jalan-Nya. Demikian Tuhan menginstrukskan kepada kalian semoga kalian melakukan tugas kalian.

3. Menjaga shilaturahmi dan atau ukhuwwah dengan sesama ahlul kitab.
Siapapun orangnya, bila dia menganut kepercayaan terhadap kitab-kitab yang telah turunkan Allah Swt., dia dapat dikelompokkan sebagai saudara bagi seorang muslim.

4. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
Islam memberikan keterangan bahwa salah satu fungsi turunnya Al-Qur’an itu adalah memberikan penjelasan atau keterangan kepada manusia tentang ajaranajaran dalam kitab yang sudah diturunkan sebelumnya.  Dengan demikian, melalui ajaran Al-Qur’an ini manusia dapat memberikan keputusan atau hukum kepada sesama manusia secara adil sesuai dengan syari’at Islam. Allah Swt berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 48:

وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ

"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,"

Al-Qur’an membenarkan apa yang termasuk dalam kitab-kitab suci yang lain, tetapi juga menguji kemurinian dari kitab-kitab suci itu. Karena itu Al-Qur’an memuat kisah-kisah dari nabi-nabi yang tedahulu, selain untuk mengambil pelajaran, juga mendudukan kejadian yang sebenarnya. Begitulah Al-Qur’an memuat kisah-kisah dari Nabi Adam as., Nabi Nuh as., Nabi Ibrahim as., dan lain sebagainya.

Tidak ada komentar